Sabtu, 06 Oktober 2012

FLAVONOID


FLAVONOID
Apa phytochemical?
Fitokimia adalah bahan kimia tanaman non-gizi yang memiliki sifat pencegahan pelindung atau penyakit. Mereka adalah nutrisi yang tidak penting, yang berarti bahwa mereka tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. Hal ini dikenal bahwa pabrik memproduksi bahan kimia untuk melindungi diri mereka sendiri, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka juga dapat melindungi manusia terhadap penyakit. Ada lebih dari seribu phytochemical yang dikenal. Beberapa terkenal phytochemical yang likopen dalam tomat, isoflavon dalam kedelai dan flavanoids dalam buah-buahan.

 

Bagaimana phytochemical bekerja?
Ada banyak fitokimia dan masing-masing bekerja secara berbeda. Ini adalah beberapa tindakan yang mungkin:
o   Antioksidan - fitokimia Kebanyakan memiliki aktivitas antioksidan dan melindungi sel-sel kita terhadap kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko mengembangkan beberapa jenis kanker. Fitokimia dengan aktivitas antioksidan: sulfida alil (bawang, daun bawang, bawang putih), karotenoid (buah-buahan, wortel), flavonoid (buah-buahan, sayuran), polifenol (teh, anggur).

o    Aksi hormon - Isoflavon, ditemukan dalam kedelai, meniru estrogen manusia dan membantu mengurangi gejala menopause dan osteoporosis.

o    Stimulasi enzim - Indole, yang ditemukan dalam kubis, merangsang enzim yang membuat estrogen kurang efektif dan bisa mengurangi risiko kanker payudara. Phytochemical lainnya, yang mengganggu enzim, adalah protease inhibitor (kedelai dan kacang-kacangan), terpene (buah jeruk dan ceri).

o    Interferensi dengan replikasi DNA - Saponin ditemukan dalam kacang mengganggu replikasi DNA sel, sehingga mencegah perbanyakan sel-sel kanker. Capsaicin, ditemukan dalam cabai, melindungi DNA dari karsinogen.

o    Efek anti bakteri - The allicin fitokimia dari bawang putih memiliki sifat anti-bakteri.

o    Tindakan fisik - Beberapa phytochemical mengikat secara fisik ke dinding sel sehingga mencegah adhesi patogen pada dinding sel manusia. Proanthocyanidins bertanggung jawab atas anti-adhesi sifat cranberry. Konsumsi cranberry akan mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan akan meningkatkan kesehatan gigi..
Bagaimana kita mendapatkan phytochemical cukup?
Makanan yang mengandung phytochemical sudah bagian dari makanan sehari-hari kita. Pada kenyataannya, kebanyakan makanan mengandung phytochemical kecuali untuk beberapa makanan olahan seperti gula atau alkohol. Beberapa makanan, seperti biji-bijian, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan dan rempah-rempah, banyak mengandung fitokimia. Cara termudah untuk mendapatkan lebih banyak phytochemical adalah makan lebih banyak buah (blueberry, cranberry, ceri, apel, ...) dan sayuran (kembang kol, kubis, wortel, brokoli, ...). Disarankan ambil setiap hari setidaknya 5 sampai 9 porsi buah atau sayuran. Buah-buahan dan sayuran juga kaya akan mineral, vitamin dan serat dan rendah lemak jenuh.
Masa Depan phytochemical
Fitokimia secara alami hadir dalam banyak makanan namun diharapkan bahwa melalui bioteknologi tanaman baru akan dikembangkan, yang akan berisi tingkat yang lebih tinggi. Ini akan membuat lebih mudah untuk memasukkan phytochemical cukup dengan makanan kita.
RUMUS FLAVONOID
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan.Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi, namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol, dan flavon. Antosianin (dari bahasa Yunani anthos , bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru . Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis.Sebagian besar flavonoid terhimpn di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola

 

Fungsi
Antosianin dan flavonoid lainnya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang dikandungnya.Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis evolusi tumbuhan itu.
Cahaya khususnya panjang gelombang biru meningkatkan pembentukan flavonoid dan flavonoid meningkatkan resistensi tanaman terhadap radiasi UV.
Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang melindungi kolonosit dari stress oksidatif
EKTRAKSI FLAVONOID
Metabolit flavonoid (terutama glikosida) dapat terdegradasi oleh aktifitas enzim dalam bahan tanaman bahan segar atau belum dikeringkan. Dengan demikian dianjurkan untuk menggunakan kering, sampel liofilisasi atau beku. Penggunaan simplisia kering umumnya digiling dulu menjadi bubuk. Pada proses ekstraksi sebaiknya memilih pelarut sesuai jenis flavonoid yang dibutuhkan sehingga mesti mempertimbangkan polaritas pelarut. Jenis flavonoid non polar (misalnya, isoflavon, flavanon, flavon alkohol dan flavonol) diekstraksi menggunakan pelarut kloroform, diklorometana, dietil eter, atau etil asetat, sementara glikosida flavonoid dan aglikon akan lebih tepat diekstraksi dengan alkohol atau campuran alkohol-air. Untuk glikosida kelarutannya meningkat jika dalam air atau campuran alkohol-air. Umumnya sebagian besar proses ekstraksi bahan yang mengandung flavonoid masih dilakukan secara sederhana dengan penambahan langsung pelarut ekstraksi.
Bahan tanaman bubuk juga dapat diekstraksi menggunakan alat Soxhlet, pada awalnya dengan hexan, untuk menghilangkan lipid kemudian dengan etil asetat atau etanol untuk mendapatkan senyawa fenolat. Metode ini sebenarnya kurang cocok untuk kandungan senyawa yang tidak tahan panas. Prosedur aman dan sering digunakan adalah pelarut ekstraksi sekuensial. Tahap pertama, dengan diklorometan, untuk mengekstrak aglikon flavonoid dan kandungan non polar. Tahap berikutnya dengan alkohol akan mengekstrak glikosida flavonoid dan kandungan senyawa polar.
            DALAM SUATU PRAKTIKUM MENGATAKAN
Flavonoid merupakan salah satu dari sekian banyak senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu tanaman, yang bisa dijumpai pada bagian daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga dan biji. Secara kimia, flavonoid mengandung cincin aromatik tersusun dari 15 atom karbon dengan inti
dasar tersusun dalam konjugasi C6-C3-C6 (dua inti aromatik terhubung dengan 3 atom karbon) (10, 11). Keberadaan cincin aromatik menyebabkan pitanya terserap kuat pada daerah panjang UV-vis.

Kromatografi kertas yang dilakukan menghasilkan 5 buah pita yang terpisah secara jelas yang memberikan flouresensi yang berbeda-beda di bawah lampu UV dan sinar tampak 366 nm dengan bantuan uap amoniak. Dari warna-warna yang timbul di dapat petunjuk kemungkinan-kemungkinan
flavonoid yang terdapat masing-masing pita berdasarkan literature (9, 13).

Untuk uji flavanoid, pada praktikum ini dilakukan tiga uji yaitu menggunakan H2SO4, NaOH, dan HCl+Mg. penggunaan H2SO4 untuk uji flavanoid, akan memberikan warna merah jika ekstrak menagndung flavonoid. Sementara untuk NaOH kita akan mendapatkan warna kuning jika ekstrak mengandung falvonoid. Sedangkan untuk penggunaan HCl+Mg maka akan memberikan warna merah.
Penggunaan H2SO4  ketiga herbal tidak memberikan warna merah, hal ini berarti bahwa ketiga herbal tersebut tidak mengandung flavanoid. Sementara untuk NaOH, daun seledri menunjukan positif 3 sedangkan buah cabe menunjukan positif 1. Ketiga pereaksi memiliki reaksi yang spesifik untuk jenis flavonoid tertentu. Jika ekstrak tidak menunjukan hasil positif pada salah satu pereaksi flavonoid, berarti jenis dari flavonoid yang terkandung dalam ekstrak   tersebut tidak memberi efek pada pereaksi tersebut.
Kandungan flavonoid pada herbal seledri asal manokwari menunjukan hasil yang sama untuk daerah asal lain. Demikian juga dengn ekstrak daun jambu biji juga sama mengandung flavonoid.
masalah yang timbul:
 selain Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan yang melindungi kolonosit dari stress oksidatif.apa lagi senyawa yang didalam nya terdapat senyawa flavonoid yang bermanfaat bagi mahluk hidup?

REFERENSI
1.      ^ (Inggris)Hahlbrock K. 1981. Flavonoids. dalam The Biochemistry of Plants, Vol. 7: Secondary Plant Products. New York: Academic Press. Hal:425-456.
2.      ^ a b c d e f g Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2. penerjemah: Lukman DR, Sumaryono. Bandung:Penerbit ITB. Hal:150-152. ISBN 979-8591-27-5
3.      ^ (Inggris)"Dietary flavonoids protect human colonocyte DNA from oxidative attack in vitro". Rowett Research Institute; Duthie SJ, Dobson VL. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10338685. Diakses pada 4 Oktober 2010.
5.      lansida.blogspot.com/2012/01/ekstraksi-flavonoid.html


4 komentar: